Jogja, Pare dan Budaya Bersepeda

Sepeda kayuh atau bahasa Jawanya onthel atau bahas Inggrisnya bicycle adalah alat transportasi yg familiar dengan kita. Namun familiar bukan berarti menjadi populer dan digunakan secara intensif. Perkembangan ekonomi, sosial dan lingkungan pastinya sangat berpengaruh terhadap pilihan alat transportasi ini.

Bagi yang hidup atau tinggal di Jogja dan sekitarnya di tahun 90-an dan sebelumnya pasti tidak asing dengan pemandangan deretan panjang orang-orang mengendarai onthel untuk pergi dan pulang bekerja dari seputaran Bantul, Imogiri, Sleman, Prambanan dan sekitarnya menuju ke Jogja ketika fajar menyingsing dan rembang petang merekah. Saya sendiri sempat mengalami sedikit pengalaman itu ketika menempuh sekolah di SMA Negeri 8 Jogja tahun 90-an. Kebetulan tugas ekskul Fotografi waktu itu adalah mengambil obyek siluet ketika rembang petang menuju gelap. Sayang hasil fotonya sudah hilang entah dimana, dan terpaksa saya wakilkan dengan foto di bawah yang saya ambil di blog rental sepeda dan onthelpotorono.

wisata bersepeda di jogja
bersepeda seputaran Jogja-Bantul

Foto di atas sekaligus juga diam-diam bercerita bahwa kebiasaan bersepeda untuk pulang-pergi bekerja sudah hilang (kecuali pada momen tertentu seperti fun-bike atau bersepeda mengisi hari libur) dan digantikan dengan deretan sepeda motor seperti juga yang terjadi di semua kota di Indonesia. Di semua kota ? Ternyata tidak juga !

Salah satu buktinya saya dapatkan di sebuah kota. Kota kecil memang, bernama Pare, yang sebenarnya tidak kecil-kecil betul karena sempat digadang sebagai ibukota Kabupaten Kediri namun batal karena banyak sebab. Ya, di Pare kehidupan bersepeda seperti gambar di bawah ini masih dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, bukan cuma cerita masa lalu seperti di Jogja. Bukan satu dua sepeda onthel tapi bisa puluhan dan bahkan ratusan terutama ketika musim libur sekolah/kuliah atau bulan Ramadhan tiba.

Pare dan Rental Sepeda Kampung Inggris

sepeda kampung inggris
siswa pengguna jasa rental sepeda kampung inggris

Kampung Inggris sebagai ikon kota Pare sekaligus salah satu urat nadi perekonomian Pare dapat dilihat geliat ekonominya dengan melihat seberapa banyak sepeda yang mondar-mandir. Semakin banyak sepeda berseliweran di jalanan berarti banyak pelajar dan mahasiswa yang datang dan mengikuti kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris. Artinya banyak uang yang berputar di Pare untuk kegiatan kursus bahasa Inggris, kos-kosan, katering/kuliner, dan sarana pendukungnya termasuk juga jasa persewaan/rental sepeda Kampung Inggris.

rental sepeda kampung inggris
rental sepeda kampung inggris

Jika di kota lain sepeda yg dikendarai sehari-hari biasanya milik sendiri/pinjaman, maka di Kampung Inggris Pare hampir semua sepeda itu adalah milik persewaan/rental sepeda kampung inggris yang disewa para pembelajar bahasa Inggris secara mingguan atau bulanan. Itu sebabnya semakin banyak sepeda yang berseliweran adalah indikasi tingginya perputaran ekonomi di Pare.

Di balik tradisi unik Kampung Inggris Pare ini saya juga berdoa semoga tradisi ngonthel ini tetap terjaga demi kelestarian lingkungan dan kualitas udara kota Pare. Lagi-lagi saya bandingkan dengan kota Jogja yang terakhir saya kunjungi pada liburan akhir tahun 2015 kemarin dan semakin sesak dengan kendaraan bermotor dan tentu saja sangat gerah disana. Berbeda dengan 20 tahun lalu saat awal saya tinggal di Jogja. Semoga !

(terima kasih untuk blogkampunginggris.wordpress.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *